Berikut ini adalah berbagai macam pertanyaan yang sering timbul mengenai MODUL SURYA.
PLTS dirancang untuk dapat digunakan baik siang maupun malam, seperti
layaknya listrik dari PLN. Listrik yang dihasilkan oleh modul surya akan
disimpan didalam battery/Accu, sehingga listrik dapat diambil/digunakan
kapan saja.
2. Apakah PLTS dapat dimanfaatkan pada waktu musim hujan/mendung?
Perancangan system PLTS telah memperhitungkan faktor cuaca sepanjang
tahun, apabila digunakan sesuai dengan petunjuk pemakaiannya, maka PLTS
akan dapat digunakan secara normal baik pada musim kemarau maupun pada
musim hujan. Hal ini dimungkinkan karena ukuran modul surya dan
battery/accu telah diperhitungkan dengan mempertimbangkan perubahan
iklim sepanjang tahun dan besarnya kebutuhan listrik harian. Sehingga
pada saat musim hujan listrik dalam battery pelan-pelan turun karena
listrik yang dihasilkan modul surya cenderung lebih kecil dari
pemakaian, sebaliknya pada musim kemarau listrik yang dihasilkan modul
surya cenderung lebih besar dari pemakaian sehingga listrik dalam
battery pelan-pelan penuh kembali. Meskipun hujan/mendung, plts masih
tetap dapat menghasilkan listrik, selagi masih ada cahaya.
3. Apakah PLTS sama dengan ”solahart” (solar water heater)?
PLTS yang dimaksud disin adalah Solar Photovoltaic, yang merubah cahaya
matahari menjadi listrik. Tentu saja ini berbeda dengan solar water
heater yang menyerap energi panas matahari untuk memanaskan air, yang
masuk dalam ka
tegori solar thermal. Oleh karenanya, apabila mendung, plts masih tetap
dapat menghasilkan listrik sejauh masih ada cahaya, sedangkan solar
water heater tidak dapat memanfaatkanya.
4. Benarkah PLTS masih terlalu mahal?
Dengan dilepasnya subsidi terhadap BBM, listrik PLTS sekarang sudah
lebih ekonomis dibandingkan dengan listrik dari genset (diesel), atau
jika dibandingkan dengan petromak sekalipun. Apalagi jika untuk di
pedesaan atau daerah/pulau terpencil dimana harga BBM sangat mahal. Jika
dibandingkan dengan tarif PLN, maka listrik dari PLTS memang masih
relatif mahal, hal ini karena tarif pln tidak ditentukan berdasarkan
nilai ke-ekonomiannya dan untuk beberapa kelas konsumen masih mengandung
subsidi dari pemerintah. Oleh karenanya plts banyak digunakan untuk
daerah-daerah dimana pln belum masuk. Meskipun demikian, untuk beberapa
daerah, PLN juga mulai menggunakan plts, yang dikombinasikan dengan
genset, untuk mengurangi biaya operasional genset yang sangat mahal.
5. Listrik dari PLTS hanya dapat digunakan untuk lampu apakah benar?
PLTS pada prinsipnya adalah alat pencatu daya. Listrik yang
dihasilkannya dapat digunakan untuk segala macam keperluan, mulai dari
lampu penerangan, penyejuk ruangan, alat elektronik, bahkan untuk
menggerakkan mobil/pesawat terbang/dan kapal fery.
6. Benarkah PLTS hanya cocok untuk daerah terpencil?
PLTS dapat dimanfaatkan dimana saja selama ada cahaya matahari, baik
untuk daerah terpencil maupun perkotaan, bahkan sampai di luar angkasa
(untuk satelit). Penggunaan di daerah terpencil, saat ini masih
mendominasi karena di daerah terpencil tidak ada pilihan lain selain
dengan plts. Belakangan ini di Indonesia plts mulai banyak dimanfaatkan
di perkotaan/gedung-gedung, baik karena alasan teknologi yang ramah
lingkungan, maupun alasan teknis seperti untuk back up jika terkena
giliran pemadaman, maupun untuk meningkatkan kualitas listrik.
Listrik yang dihasilkan oleh modul surya adalah listrik DC (direct
current, arus searah), apabila dibutuhkan listrik AC maka system plts
harus dilengkapi dengan inverter (pengubah arus dc ke ac).
8. Dapatkah PLTS digunakan untuk kebutuhan listrik besar?
Di Indonesia PLTS sbegian besar masih digunakan untuk system kecil,
50-100Wp. Penggunaan dengan kapasitas besar mulai dilakukan sejak tahun
2000an, dimana plts digunakan dengan kombinasi genset (hybrid) maupun
untuk grid connected di beberapa gedung di jakarta. Untuk hybrid
kapasitas s/d 100 kW mulai banyak digunakan. System PLTS terbesar
didunia saat ini adalah 6MW yang dipasang di Jerman.
9. Apakah yang dimaksud dengan otonomy days (OD)?
OD adalah jumlah hari tanpa matahari. Ini menunjukkan jumlah hari dimana
system PLTS dapat terus bertahan (mensuplai listrik) meskipun tanpa ada
sinar matahari sama sekali. Oleh karenanya OD juga menunjukkan tingkat
reliability dari system plts tsb. OD harus ditentukan pada waktu system
dirancang, karena kebutuhan OD berbeda untuk setiap keperluan, dan akan
menentukan kapasitas peralatan plts yang dipakai. Semakin besar OD maka
system plts nya akan semakin mahal, tetapi juga akan makin reliable. OD
untuk system plts yang digunakan untuk lighting (lampu penerangan),
biasanya ditetapkan 3 hari, tetapi pada system plts untuk telekomunikasi
paling tidak 7 hari, hal ini karena pada system lighting kalaupun
probability tidak ada matahari selama 3 hari tercapai, tingkat kerugian
yang diderita tidak terlalu besar, beda halnya dengan system
telekomunikasi maka kerugian tidak dapat menjual pulsa bisa sangat
besar, oleh karenanya perusahaan telekomunikasi lebih suka menetapkan OD
tinggi, meskipun harga systemnya menjadi relatif lebih mahal, daripada
beresiko kehilangan pendapatan.